Santri Tidur Dimana dan Bagaimana ? (Part 5) Santri kalau tidur tentunya
 matanya merem ya, bukan seperti ikan yang selalu melek. Hehehe
Bagi
 yang belum pernah merasakan bagaimana menjadi santri mungkin akan 
penasaran, bagaimana santri tidur ? Apakah di ranjang? Apakah tidur 
dilantai ? Atau bagaimana ? 
Santri dilatih di pesantren agar 
hidup sederhana. Termasuk dalam hal istirahat atau tidur. Kebanyakan 
pondok pesantren tidak menyediakan ranjang untuk tidurnya santri. 
Santri
 biasanya tidur dilantai dengan alas tikar yang sederhana. Tanpa ada 
kapuk atau spon agar empuk. Kadang sajadah juga digunakan untuk alas, 
toh kalau kotor tinggal nyuci kan ? 
Pada saat awal menjadi 
santri biasanya orang tua atau wali santri akan membawakan karpet. 
Kadang kalau dirawat karpet tidur ini akan hilang, entah itu kotor dan 
si santri enggan untuk mengurusnya jadinya dibuang begitu saja. 
Bahkan
 santri yang senior kebanyakan tidur tanpa alas. Langsung dilantai. 
Nyaman sekali rasanya walaupun tanpa alas apapun. Apalagi kalau sudah 
lelah berakfitas seharian, tidur dimanapun akan terasa nyaman sekali. 
Kalau bantal bagaimana ?
Jika
 santri yang memiliki bantal tersebut rajin dan rapi maka bantal akan 
tetap terjaga keberadaannya. Kalau pemilik bantal tidak pandai merawat 
dan dibiarkan kotor maka lama-lama akan dijadikan sampah karena kotor 
dan dianggap tidak akan yang mengurus. Mirip dengan nasib karpet di 
atas. 
Lokasi Santri Tidur Dimana ?
Para santri dapat tidur 
dikamarnya masing-masing. Boleh juga diluar kamar apabila memang tidak 
cukup. Kadang juga di aula atau lorong asrama jika memang tempatnya 
masih kosong. 
Bahkan kadang juga tidur di serambi masjid atau mushola pondok pesantren jika memang tidak dilarang. 
Dengan
 demikian santri tidur bisa dimana saja dengan sederhana. Yang penting 
bisa istirahat. Tidak harus di kasur dan bantal yang empuk. Nyatanya 
sehat wal afiat. Ya kan gaes... ?

